ads ads ads ads ads ads ads

Saung-saung Sawangan-Parung

KOMPAS/ANDY RIZA HIDAYAT Suasana Rumah Makan Saung Talaga di Sawangan, Kota Depok, Jawa Barat. 

MENDENGAR kata Sawangan dan Parung, langsung terlintas kepadatan kendaraan di kawasan itu. Namun, kalau mau melirik saung-saung yang ada, hmmm... jalur utama yang padat itu bisa terlupakan. Sisanya, keinginan untuk melintas di kawasan itu lagi.

Saung berasal dari bahasa Sunda yang berarti imah atau rumah kecil. Dalam terjemahan bebas dapat diartikan sebagai pondok mengacu pada bentuk bangunannya.

Berjalan dari arah Jalan Margonda, Depok, menuju Jalan Mochtar, Sawangan, Anda akan menemukan Rumah Makan Saung Talaga di sisi kiri jalan. Anda tidak akan kecewa mengunjungi tempat ini. Selain menyajikan hidangan lezat, Anda dapat beristirahat di tempat ini bersama keluarga. Pengelola menyediakan sarana bermain anak, jajanan dan permainan tradisional, kolam ikan lengkap dengan perahunya, serta hiburan musik setiap hari.

Rumah makan yang dibuka sejak tahun 2002 ini memang dikembangkan sebagai rumah makan keluarga. Adapun menu andalannya adalah gurame bakar dan gurame goreng. Lebih nikmat jika Anda melengkapinya dengan minuman buah pala, duh nikmatnya.

”Rumah makan ini dapat menampung 500 pengunjung sekaligus,” tutur Yani Wisnu, pengelola Rumah Makan Saung Talaga.

Godaan pecak
Sekitar tiga kilometer ke arah barat, Anda akan menemukan Rumah Makan Gandi. Bersiaplah menikmati sensasi rasa yang menarik khas Sunda. Masakan pecak ikan mas bakarnya selalu menyedot pengunjung ke tempat ini. Kuah pecak ikan di Gandi serasa hangat menyegarkan tubuh karena pengaruh jahe, bawang merah, lengkuas, dan buah asam.

Sajian nikmat ini dapat dinikmati dengan harga Rp 20.000 per porsi lengkap dengan nasi dan sayuran. ”Resep tidak pernah saya rahasiakan, silakan coba jika ingin membuat. Saya yakin rasanya tetap beda,” kata Lemi, pemilik Rumah Makan Gandi.

Cukup berkendaraan sekitar 15 menit dari Jalan Raya Bojongsari, Depok, menyeberang jembatan Kali Angke, langsung masuk ke Parung, lewat Jalan Raya Parung. Sekitar 100 meter dari jembatan itu, tepat di seberang Kantor Kecamatan Parung, ada Rumah Makan Besan yang sudah 30 tahun lebih berada di sana.
Hidangan Sunda-Betawi menjadi ciri rumah makan yang berdiri di sebuah ruko. Menu yang paling tersohor adalah sayur besan, yakni tebu sayur yang dimasak dengan santan diberi suun yang seporsinya hanya Rp 6.000.

Ayi Lesamana, pemilik rumah makan yang hanya buka dari pukul 07.00 sampai 17.00 ini, mengatakan, setiap hari restorannya membuat dua baskom sayur besan dan lebih sering habis sebelum pukul 17.00.

Maklum, yang datang makan ke warung bukan cuma makan di tempat, tetapi juga untuk dibawa pulang.
Kalau kehabisan sayur yang nikmat ini, silakan terus melanjutkan perjalanan. Di Jalan Raya Tajur KM 39 ke arah Kota Bogor ada Lebak Wangi Garden Resto yang menyediakan masakan khas Sunda.

Ada 10 saung yang menyebar di areal terbuka dengan pohon-pohon tinggi rindang. Kalau tidak mau lesehan di saung, tersedia juga ruang resto dengan meja dan kursi makan.

Dengan konsep makan di kebun, pengunjung dapat menikmati suasana alam dengan tiupan angin yang mengusir gerah. Jadi betah berlama-lama makan di sana, apalagi ditemani alunan musik khas Sunda.
Sebelum sampai ke resto tersebut, di sebelah kanan jalan ada Situ Lebak Wangi. Tepat di pinggir kanan danau itu ada Rumah Makan Lembur Kuring 1 yang sudah beroperasi sejak tahun 1970. Rumah makan ini hanya ada satu ruangan besar dua lantai yang tanpa dinding dengan tiang-tiang beton bulat penyangga lantai dua.

Pengunjung tempat ini dapat menikmati ikan gurame yang baru ditangkap dari kolam dengan harga Rp 8.400 per ons. Ikan tersebut dapat diolah sesuai dengan selera pemancing.

Kalau ingin makan ikan bakar atau goreng hasil pacingan sendiri, Anda juga bisa mengunjungi Rumah Makan Rindu Jaya yang lokasinya tidak jauh dari dua restoran di Situ Lebak Wangi.

Restoran ini memiliki 15 saung untuk lesehan dan dua ruangan makan yang didesain seperti rumah pohon dengan total 80 meja kursi makan. Ada juga delapan saung kecil untuk memancing yang juga berfungsi untuk makan sambil lesehan di tepi situ kecil di kompleks restoran tersebut.

Pengunjung juga bisa memancing dan membawa pulang hasil tangkapan atau meminta pelayan restoran memasakkan ikan tangkapan itu. Bumbunya tinggal pilih sesuai selera, boleh digoreng atau dibakar. Ayo tunggu apa lagi! [travel.kompas.com] (Ratih P Sudarsono dan Andy Riza Hidayat)

lintasberita
{ 1 comments... read them bellow or add one }

akbar said...

klo pecak mah khas betawi om.......
betawi pinggir

Post a Comment